TEKNOLOGI LOT

 F.   Teknologi lot



1. Konsep dan Sejarah IoT

      IoT atau Internet of Things merupakan.   metode mengoneksikan semua perangkat. digital dengan jaringan internet secara.   luas.  dalam suatu sistem terintegrasi, yang.   pemanfaatannya tidak hanya mencakup.   kebutuhan jaringan komputer saja. Pada.   dasarnya, IoT adalah teknologi yang.   dikembangkan agar perangkat digital.   dapat.  berkomunikasi melalui internet.   atau. jaringan wireless tanpa interfensi.   komputer atau manusia. Awalnya, jaringan   internet ditujukan untuk menjembatani.   komunikasi data antara perangkat.   komputer dan komputer lainnya.


semua perangkat digital dapat diprogram, dikoneksikan, dan dikontrol melalui jaringan internet. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa lot merupakan model komunikasi antarmesin (perangkat digital) dalam jaringan sehingga sering juga disebut M2M atau machine-to- machine.


Perangkat IoT pertama kali diciptakan oleh John Romkey dan Simon Hacket pada tahun 1989. Mereka berhasil mengontrol toaster (pemanggang roti) melalui jaringan internet. Selanjutnya, pada tahun 1994, Steve Mann berhasil menciptakan WearCam, sebuah kamera portabel berukuran mini yang dapat dipasang pada tubuh. Pada tahun 1997, Paul Saffo, seorang profesor dari Stanford University, menjelaskan penemuannya tentang sensor yang dapat diintegrasikan pada beragam perangkat di gital.

2. Karakteristik IoT

Dengan menerapkan loT dalam kehidupan sehari-hari, terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh, antara lain sebagai berikut.


a. Meningkatkan interaksi konsumen dalam layanan loT.

b. Mengoptimalkan penggunaan teknologi.

c. Memudahkan dalam mengakses data.

d. Memperbaiki kemampuan dan teknologi.

e. Membuka potensi bisnis baru.

f. Meningkatkan efisiensi kerja.

g. Membantu meringankan pekerjaan manusia.

h. Mempermudah proses integrasi dan konektivitas dengan jaringan lebih mudah

1. Mempermudah proses pemantauan dan pengontrolan aktivitas.


IoT dapat diterapkan dalam berbagai bidang, seperti bidang kesehatan, industri manufaktur, keuangan, ritel, perhotelan, rumah tangga, industri pertahanan keamanan, rekayasa perangkat lunak, jaringan dan komunikasi, energi, transportasi, serta pertanian. IoT memiliki lima karakteristik utama, yaitu sebagai berikut.


a. Connectivity

Konektivitas merupakan faktor penting dalam menyediakan layanan IoT. Contoh layanan yang memanfaatkan konektivitas perangkat IoT, antara lain sistem sensor yang terintegrasi dengan sistem IT, mesin virtual, data hub, dan lainnya. 


b. Analyzing/Sensing

Kelebihan lot dibandingkan koneksi antarperangkat dalam jaringan adalah kemampuan menganalisis data dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memutuskan sesuatu hal yang baru, misalnya sensor suhu yang dijadikan data untuk menyalakan pemanas ruangan.


c. Active Engagements

Penerapan IoT dalam kehidupan berdampak pada terjadinya keterlibatan aktif perangkat melalui beragam produk yang dihasilkan, platform teknologi lintas bidang, serta integrasi layanan produk IT dengan bidang ilmu lainnya. Awalnya, perangkat hanya menjadi alat input yang akan bekerja ketika mendapatkan instruksi dari user. 


d. Scalability

Ketersambungan beberapa perangkat dalam sistem terintegrasi mengakibatkan manajemen IoT harus dapat diimplementasikan dan diintergrasikan dengan sistem lain. Contohnya, dalam layanan cloud computing.


e. Artificial Intelligence (AI)

Secara prinsip, teknologi loT merupakan mekanisme yang diciptakan berdasarkan kecerdasan yang dirancang dan dibuat untuk dapat menganalisis dan melakukan tindakan secara otomatis berdasarkan algoritme dan teknologi jaringan yang digunakan



Internet of Things merupakan sistem yang terbentuk dari beberapa komponen, antara lain sebagai berikut.

a. Connectivity

  Connectivity merupakan aspek penting.   yang menghubungkan perangkat dengan.   pengontrol melalui jaringan.

b. Sensor atau devices

    Sensor atau devices merupakan.   komponen dalam perangkat yang.   tersambung lot untuk mendeteksi input.   dari  luar dan mengonversinya menjadi.     data.   yang. akan memicu sistem tertentu.   bekerja.   Contohnya, sensor suhu, sensor.   tekanan, sensor gerak, sensor gas, sensor.   jarak, sensor inframerah, dan sensor asap

C. Data processing

Setelah data dikumpulkan kemudian dikirim ke sistem cloud, tahapan selanjutnya adalah pengolahan dan analisis data menggunakan software pemroses. Contohnya, sistem pengatur suhu ruangan pada mesin AC dan sistem pengenal wajah pada mesin absensi.

d. User interface

User interface memungkinkan user berinteraksi untuk mengatur dan mengelola hardware dan software yang terhubung dalam sistem IoT. Hal ini karena sistem loT merupakan perpaduan dari hardware dan software yang terhubung dengan sistem server cloud melalui jaringan. 


3. Risiko dan Protokol IoT

       Di samping segala manfaat yang.   dimilikinya, penerapan sistem IoT juga.   memiliki beberapa risiko yang berkaitan.   dengan keamanan data penggunanya.   Berikut adalah beberapa risiko kemanan.   data dari penerapan IoT.

a. Privacy

Oleh karena banyaknya perangkat yang terhubung, potensi terjadinya pembobolan data pribadi dalam jaringan loT relatif besar.

b. Insufficient testing and outdated product

Kebutuhan dan persaingan pasar yang tinggi menyebabkan banyak vendor berlomba menciptakan produk loT tanpa melalui tahapan pengujian (testing) yang valid. Kondisi tersebut sering mengakibatkan munculnya beberapa kelemahan pada sistem, seperti pencurian data, data rusak, dan perangkat.

c. Lack of knowledge and awareness

Kurangnya sosialisasi dan pengenalan teknologi loT dapat menyebabkan banyak user yang tidak mengetahui keberadaan teknologi loT tersebut.

d. Network connectivity

Pentingnya aspek koneksi jaringan menjadi tantangan tersendiri bagi produk loT mengingat lokasi geografis yang tidak semuanya terjangkau jaringan internet dengan baik.

e. Reliability

Tidak semua perangkat IoT selalu bekerja dengan normal mengingat ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi. Contohnya, gangguan listrik medan magnet, cuaca, bencana alam, gangguan sistem cloud, dan kegagalan dalam sistem IoT sendiri.


4. Cara Kerja IoT

    Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa loT.    tersusun dari beberapa komponen penting.    seperti Al, sensor, cloud computing,     software data processing, dan user.   interface. Al atau artificial intelligence   merupakan komponen inti IoT yang akan.   merespons setiap data yang dikirimkan     leh. sensor melalui internet. Contohnya,   sistem pengontrol kebakaran yang.   tersambung dengan cloud. Sensor suhu.   dan.  asap akan mendeteksi adanya.     kenaikan suhu dalam ruangan atau.   kepulan. asap. 


Server cloud akan mengolah dan menganalisis data berdasarkan algoritme Al yang telah ditentukan. Jika api yang muncul besar, sistem Al akan mengirimkan informasi ke pemadam kebakaran. Sistem Al juga akan mematikan semua fitur kelistrikan serta menyalakan semprotan air secara besar-besaran dalam ruangan tersebut. Untuk mendukung penyimpanan data IoT, biasanya digunakan database seperti InfluxDB, Apache Cassandra, RethinkDB, MongoDB, dan SQLite


Dalam IoT dikenal empat model komunikasi data, yaitu sebagai berikut.

a. Request-response model

Request-response model merupakan model komunikasi yang dilakukan berdasarkan permintaan klien, kemudian server menentukan respons yang akan diberikan dengan mengambil data, mempersiapkan jenis respons, dan mengirimkan pada klien. Tipe ini relatif sederhana karena tidak menyimpan setiap request.


B. Publisher-subscriber model

Dalam publisher-subscriber model, terdapat tiga komponen, yaitu publisher, broker, dan consumers. Publisher merupakan sumber data yang bertugas mengirim data pada topik. Broker bertanggung jawab untuk mengelola topik dan meneruskan pada consumer. Consumer merupakan penerima data.

C. Push-pull model

Dalam push-pull model, terdapat dua komponen, yaitu publisher dan consumer. Publisher bertugas mengirimkan pesan dalam antrean agar dapat diambil oleh consumer. Pada model ini, publisher dan consumer tidak saling mengenal.

d. Exclusive-pair model

Exclusive-pair model merupakan model komunikasi full duplex yang dibangun secara konstan dan kontinu antara server dan klien. Server dan klien dapat memulai komunikasi setelah koneksi dibentuk dan tidak akan terputus selama klien tidak menutupnya.



Saat ini, teknologi loT telah banyak diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan. Beberapa contoh penerapan IoT adalah sebagai berikut.

a. Pembayaran melalui QR code

      Saat ini, banyak minimarket atau restoran yang telah menyediakan fitur pembayaran melalui QR code. Sebagai contoh, ketika Anda membeli makanan ringan di minimarket. Kasir akan menginput barang yang Anda belanjakan ke dalam sistem. Selanjutnya, total pembayaran akan ditampilkan di layar dalam bentuk QR code. Untuk membayarnya, Anda harus men-scan QR code tersebut melalui aplikasi pembayaran pada smartphone. 

b. Chatbot

   Chatbot merupakan program buatan berbasis Artificial Intelligence (AI) yang dapat digunakan untuk menyimulasikan percakapan layaknya dengan manusia. Setiap percakapan akan dijawab oleh sistem machine learning sesuai dengan pilihan pertanyaan dan jawaban yang tersimpan pada datobose.

c. Bar code reader

    Bar code reader merupakan perarigkat yang digunakan untuk memindai data yang telah terindeks. Contohnya, perangkat bar code reader yang dapat membaca bar code pada kartu identitas pegawai, yang digunakan untuk masuk ke ruang server.

d. Sensor rumah tangga

    Sensor rumah tangga digunakan untuk mengontrol peralatan rumah tangga yang sepenuhnya diidentifikasi, dikelola, dan diatur melalui server cloud.

Selanjutnya, akan ditunjukkan contoh kegiatan praktik membangun simulasi lot dengan Packet Tracer 8.0.1. Untuk melihat penjelasannya dalam bentuk video. Anda dapat memindai QR code di samping.


5. IoT Experienced

a. Perbedaan IoT dan M2M

    IoT tersusun dari beberapa perangkat keras yang saling terkoneksi dan saling bertukar data melalui jaringan internet. Dalam perangkat tersebut, tertanam sistem sirkuit elektronik,


software, sensor, dan sistem jaringan yang mampu mengoleksi dan mengumpulkan data terhadap kondisi tertentu, mengirimkannya melalui jaringan, merespons perintah dari jarak jauh, dan menentukan tindakan yang diambil. Dengan demikian, loT dapat dikategorikan sebagai bagian dari M2M, karena mesin saling terhubung tanpa campur tangan manusia. Adapun M2M (Machine-to-Machine) merupakan mekanisme hubungan komunikasi antarperangkat secara langsung menggunakan media transmisi berbasis kabel atau nirkabel tanpa bergantung pada koneksi internet.


b. IoT Gateway

    lot gateway merupakan pusat koneksi semua perangkat IoT untuk dapat saling terhubung sehingga memungkinkan terjalinnya

komunikasi antarperangkat, sensor, dan data lainnya. Dengan gateway, proses pengolahan data, penerjemahan protokol, proses enkripsi, dan filterisasi data dapat dilakukan dengan baik. Selain fungsi tersebut, gateway juga memiliki tanggung jawab dalam menjaga interkoneksi antarperangkat, mengoneksikan perangkat ke sistem cloud, menerjemahkan model komunikasi loT, serta meminimalisasi risiko keamanan.

c. WoT (Web of Things)

WoT merupakan generasi lanjutan dari IoT. Sistem ini telah mengintegrasikan beberapa teknologi Al yang tidak hanya memanfaatkan jaringan internet sebagai bockbone sambungan, tetapi juga telah menerapkan teknologi berbasis web yang memungkinkan komunikasi antarperangkat dan user dilakukan melalui web

d. Protokol MQTT (Message Queuing Telemetry Transport Protocol

MQTT termasuk jenis protokol publish atau subscribe yang didesain untuk jaringan dengan lebar bondwidth kecil dan potensi latensı komunikasi antarperangkat lot sangat tinggi.

e. Perbedaan loT dengan IIoT

  Secara prinsip, IoT menghubungkan perangkat agar dapat saling berkomunikasi melalui internet dan mengirimkan data menuju server cloud. Sementara lloT atau Industriol Internet of Things merupakan sistem loT yang ditujukan untuk kepentingan industri.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONFIGURASI ROUTING RIP

IPV6