DATA CENTER

  H. Data Center


1. Pengertian dan Manfaat Data Center

     Secara etimologi, data center merupakan pusat data yang menyediakan fasilitas berupa server dan komponen pendukung lain dalam jaringan. Dota center bertugas menyimpan dan mengelola data file, database, dan sebagai pusat pengaturan hak akses terhadap data tersebut. Istilah data center identik dengan susunan server dalam rak mount yang terhubung dengan sistem jaringan, baik jaringan lokal maupun internet sesuai dengan kebutuhan. Biasanya, data center diletakkan dalam ruangan tertutup, terbebas dari sentuhan atau jangkauan orang yang tidak berwenang, memiliki sistem pendingin ruangan, sistem kelistrikan yang andal, sistem keamanan, serta beberapa faktor pendukung lainnya. 

       Fungsi data center dalam sebuah organisasi atau perusahaan, antara lain sebagai media penyimpanan, manajemen data, pemroses aliran data sistem informasi, serta mendistribusikan data tersebut ke seluruh pengguna sesuai dengan hak akses dan layanan yang diberikan. Untuk mendukung berjalannya sistem data center, diperlukan perangkat tambahan dalam infrastruktur jaringan, seperti subsistem penyimpanan (storage subsytem), server, mesin firewall, router, switch, kabel penyusun dan rak, serta dukungan jaringan yang andal.



2. Komponen Data Center

     Guna memastikan data center dapat berjalan dengan baik dalam melayani sistem informasi organisasi, diperlukan beberapa komponen penting, antara lain sebagai berikut.

a. Computing equipment, merupakan perangkat pendukung dalam melakukan dan menyediakan layanan, seperti server, rak server, dan komputer desktop.

b. Network infrastructure, kategori pendukung layanan jaringan ini meliputi komponen atau perangkat jaringan, seperti router, switch, firewall, modem, pengabelan, penyimpanan data, dan lainnya.

c. Storage infrastructure, merupakan komponen penyimpanan data meliputi hard disk drive (HDD), solid state drive (SSD), dan komponen pendukung lainnya.

d. Uninterruptible Power Supply (UPS), kategori pendukung sumber tegangan listrik seperti sumber daya listrik, pengabelan listrik, cadangan baterai ketika listrik mati, dan sistem generator pembangkit listrik.

e. Climate control system, digunakan untuk mengatur dan mengontrol suhu ruangan data center, seperti computer room air conditioner, heating system, computer cooling system, dan lainnya.

f. Security, meliputi sistem keamanan fisik ruangan seperti petugas penjaga ruangan, CCTV, sistem penguncian pintu, sistem pemindai biometrics, serta sistem keamanan server.

     Selanjutnya, akan ditunjukkan contoh kegiatan praktik Membangun Server Database dengan Google Firebase. Untuk melihat penjelasannya dalam bentuk video, Anda dapat memindai QR code di samping.


3. Jenis dan Klasifikasi Data Center

       Berdasarkan sisi penempatan dan pengaturannya, dato center dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, antara lain sebagai berikut

a. Enterprise data center

Enterprise data center merupakan model data center yang diatur dan dikelola secara fisik oleh tim IT dalam lingkungan organisasi atau perusahaan itu sendiri. Tim IT yang terlibat harus mempersiapkan semua sarana dan fasilitas yang dibutuhkan untuk menyediakan sistem data center tersebut, mulai dari pengaturan ruangan hingga tata kelola ruangan serta konfigurasi server dan jaringan. 

b. Colocation data center

Colocation data center adalah model data center yang disediakan oleh provider, dengan menyewakan space dalam sistem data center meliputi bangunan fisik, server, rak mount, sistem kelistrikan, sumber daya jaringan lokal dan internet, fitur firewall, sistem keamanan, bandwidth, dan fitur manajemen

jaringan serta sistem kontrol jarak jauh. Pengguna tidak perlu membangun doto center beserta fasilitasnya dari awal sehingga lebih menghemat biaya.

c. Hyperscale data center

Hyperscale data center merupakan model data center yang memungkinkan untuk melakukan upgrade dan meningkatkan skala dan kapasitas data center hingga mencapai jutaan server dan mesin virtual. Contoh penyedia layanan ini adalah Google, Microsoft. Amazon Web Services, Apple, Alibaba Cloud, dan Facebook.

d. Managed service data center

Managed service data center memiliki konsep dan cara kerja yang mirip dengan colocation data center. Perbedaannya adalah proses serta penanggung jawab keamanan data dan maintenance dilakukan oleh perusahaan provider penyedia dato center. 


Mengacu pada standar dan sertifikasi menurut The Uptime Institute, terdapat empat klasifikasi tiers data center berdasarkan level pelayanannya, yaitu sebagai berikut.

a. Tier 1: Basic site infrastructure

Klasifikasi skor uptime minimum 99,671% dengan downtime 28,8 jam per tahun.

b. Tier 2: Redundant capacity component site infrastructure

Klasifikasi skor uptime minimum 99,741% dengan downtime 22 jam per tahun.

c. Tier 3: Concurrently maintainable site infrastructure

Klasifikasi skor uptime minimum 99,982% dengan downtime tidak lebih dari 1,6 jam per tahun.

d. Tier 4: Fault tolerant site infrastructure

Klasifikasi skor uptime minimum 99,995% dengan downtime tidak melebihi 0,4 jam per tahun.

Comments

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONFIGURASI ROUTING RIP

IPV6

TEKNOLOGI LOT